Minggu, 08 April 2012

hilangnya pilot wanita amelia earhart


AS Kembali Ungkap Misteri Hilangnya Amelia Earhart

Washington (AFP/ANTARA) - Amerika Serikat pada Selasa berjanji untuk memecahkan misteri yang berumur 75 tahun tentang legenda penerbangan Amelia Earhart, setelah analisa sebuah foto yang menunjukkan bahwa Earhart kemungkinan jatuh di sebuah pulau terpencil di Samudera Pasifik.
Earhart memulai penerbangan pada 1937 dari Papua Nugini dalam misinya mengelilingi dunia di atas garis khatulistiwa, yang merupakan rute terpanjang. Earhart dan penunjuk arah Fred Noonan tidak pernah terlihat lagi, meskipun pencarian besar-besaran dilakukan saat Amerika Serikat dihantam resesi.
Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menggambarkan Earhart secara pribadi sebagai pelopor pilot perempuan, namun secara nasional Hillary menggambarkannya sebagai pahlawan perempuan. Menteri Hillary juga memberikan dukungan moral bagi pencarian selanjutnya untuk mencari reruntuhan pesawat Earhart, Lockheed Electra.
"Amelia Earhart mungkin tidak seperti pahlawan perempuan bagi sebuah bangsa karena keberuntungannya, namun dia mewujudkan semangat Amerika untuk meningkatkan kepercayaan diri, siap untuk memimpin dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan berbahaya. Dia memberikan harapan bagi rakyat dan dia menginspirasi mereka untuk bermimpi lebih besar dan lebih berani," ujar Hillary.
"Saat dia memulai perjalanan bersejarahnya, dia membawa aspirasi seluruh negara."

Penggemar penerbangan dari "International Group for Historic Aircraft Recovery" mengatakan mereka berencana untuk melakukan misi di dalam air di Pulau Nikumaroro, sebuah pulau terpencil di Negara Kepulauan Kiribati pada Juli.
Direktur Eksekutif kelompok tersebut Ric Gillespie mengatakan dia menemukan sebuah foto dari Nikumaroro yang diambil pada 1937 oleh tim ekspedisi dari Inggris --yang tidak berhubungan dengan Earhart --- yang menilai pulau tak berpenghuni itu berpotensi untuk pemukiman.
Gillespie mengatakan dia melihat adanya gumpalan sederhana dalam gambar itu. Namun setelah dianalisa lebih dalam, Gillespie percaya bahwa itu adalah roda gigi dari pesawat naas Electra.
Gillespie menyebut bukti itu menarik, tetapi mendalam, dan berjanji untuk mencari seluruh kawasan di sekitar Nikumaroro.
"Ada beberapa orang sangat pintar yang berpikir bahwa kami salah tentang hal ini, namun ada juga orang yang sangat pintar yang berpikir kami benar," kata Gillespie.
"Satu-satunya usaha yang dapat kami lakukan adalah pergi dan mencari sebaik mungkin, dan kemudian melihat apa saja yang kami temukan."

Misteri selanjutnya adalah apakah Earhart dan Noonan tewas seketika atau sebagian penggemarnya membayangkan Earhart dan Noonan hidup sebagaimana orang yang terdampar.
Clinton dan Gillespie berbicara seperti itu pada sebuah acara bersama Menteri Luar Negeri Kiribati Tessie Lambourne di Kementerian Luar Negeri AS. Tessie Lambourne berharap usaha pencarian tidak hanya menemukan reruntuhan tetapi juga memasukkan pulau terpencil itu ke peta wisata.
"Atol Nikumaroro adalah tempat yang jarang sekali terdengar. Oleh karena itu, kami sangat berharap usaha itu akan mengubah situasi," kata Lambourne.
Analisis foto itu sebenarnya bukanlah petunjuk pertama dalam mengungkap kabut misteri Earhart. Sebelumnya, grup Gillespie mengumumkan mereka menemukan tulang-belulang di Nikumaroro, namun tes laboratorim menyimpulkan bahwa tulang itu bukan berasal dari manusia.
Seorang pakar kelautan yang menemukan puing-puing Titanic pada 1985, Robert Ballard, bersedia memberikan dukungannya terhadap misi itu, meskipun dia menyadari sulit untuk menemukan pesawat Earhart itu.
Ballard juga menemukan reruntuhan kapal USS Yorktown dan Bismarck dari Perang Dunia II. Ballard mengatakan wilayah tempat jatuhnya pesawat Earhart itu jauh lebih luas dibandingkan wilayah pencarian sebelumnya.
"Jika kamu pernah tahu tentang kasus menemukan jarum di tumpukan jerami, ini merupakan termasuk eksplorasi di dalam laut yang pernah ada," kata Ballard.
Pemerintah AS menyediakan bantuan dalam menganalisa foto itu dan melakukan perundingan dengan Kiribati. Namun dana untuk pencarian itu berasal dari dana swasta, ujar salah seorang pejabat.
Asisten Menlu untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Kurt Campbell mengaku tertarik dalam proyek itu setelah perjalanan ke Kiribati. Campbell juga mengatakan Kementerian Luar Negeri mengaku tidak hanya optimistik tetapi juga melihat pencarian itu secara jernih.
"Amerika Serikat terus mendorong dan berharap, namun sejujurnya kami tidak tahu," ujar Campbell.
"Ini merupakan misteri besar yang sudah tersimpan selama 75 tahun. Mungkin ini misteri besar yang tidak terungkap pada abad ke-20 ini." (tp)

sepenggal kisah ratu pantai selatan


Kisah Kanjeng Ratu Kidul (Dewi Srengenge)
Di suatu masa, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Karena kecantikannya, ia pun dipanggil Dewi Srengenge yang berarti matahari yang indah. Dewi Srengenge adalah anak dari Raja Munding Wangi. Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya ia selalu berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkawinan tersebut. Maka, bahagialah sang raja.

Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan ia pun berusaha agar keinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja, dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu raja menolak. "Sangat menggelikan. Saya tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putriku", kata Raja Munding Wangi. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara pun tersenyum dan berkata manis sampai raja tidak marah lagi kepadanya. Tapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.

Pada pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukun mengutuk Kadita, anak tirinya. "Aku ingin tubuhnya yang cantik penuh dengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku akan memberikan suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya." Sang dukun menuruti perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa.

Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya. "Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri," kata Dewi Mutiara. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.

Puteri yang malang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki hati yang mulia. Dia tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Tuhan mendampinginya dalam menanggung penderitaan..

Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa untuk memerintah seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadi seorang peri yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.


Kanjeng Ratu Kidul = Ratna Suwinda

Tersebut dalam Babad Tanah Jawi (abad ke-19), seorang pangeran dari Kerajaan Pajajaran, Joko Suruh, bertemu dengan seorang pertapa yang memerintahkan agar dia menemukan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Karena sang pertapa adalah seorang wanita muda yang cantik, Joko Suruh pun jatuh cinta kepadanya. Tapi sang pertapa yang ternyata merupakan bibi dari Joko Suruh, bernama Ratna Suwida, menolak cintanya. Ketika muda, Ratna Suwida mengasingkan diri untuk bertapa di sebuah bukit. Kemudian ia pergi ke pantai selatan Jawa dan menjadi penguasa spiritual di sana. Ia berkata kepada pangeran, jika keturunan pangeran menjadi penguasa di kerajaan yang terletak di dekat Gunung Merapi, ia akan menikahi seluruh penguasa secara bergantian.

Generasi selanjutnya, Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Ke-2, mengasingkan diri ke Pantai Selatan, untuk mengumpulkan seluruh energinya, dalam upaya mempersiapkan kampanye militer melawan kerajaan utara. Meditasinya menarik perhatian Kanjeng Ratu Kidul dan dia berjanji untuk membantunya. Selama tiga hari dan tiga malam dia mempelajari rahasia perang dan pemerintahan, dan intrik-intrik cinta di istana bawah airnya, hingga akhirnya muncul dari Laut Parangkusumo, kini Yogyakarta Selatan. Sejak saat itu, Ratu Kidul dilaporkan berhubungan erat dengan keturunan Senopati yang berkuasa, dan sesajian dipersembahkan untuknya di tempat ini setiap tahun melalui perwakilan istana Solo dan Yogyakarta.

Begitulah dua buah kisah atau legenda mengenai Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan. Versi pertama diambil dari buku Cerita Rakyat dari Yogyakarta dan versi yang kedua terdapat dalam Babad Tanah Jawi. Kedua cerita tersebut memang berbeda, tapi anda jangan bingung. Anda tidak perlu pusing memilih, mana dari keduanya yang paling benar. Cerita-cerita di atas hanyalah sebuah pengatar bagi tulisan selanjutnya.


Kanjeng Ratu Kidul dan Keraton Yogyakarta

Percayakah anda dengan cerita tentang Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan? Sebagian dari anda mungkin akan berkata TIDAK. Tapi coba tanyakan kepada mereka yang hidup dalam zaman atau lingkungan Keraton Yogyakarta. Mereka yakin dengan kebenaran cerita ini. Kebenaran akan cerita Kanjeng Ratu Kidul memang masih tetap menjadi polemik. Tapi terlepas dari polemik tersebut, ada sebuah fenomena yang nyata, bahwa mitos Ratu Kidul memang memiliki relevansi dengan eksistensi Keraton Yogyakarta. Hubungan antara Kanjeng Ratu Kidul dengan Keraton Yogyakarta paling tidak tercantum dalam Babad Tanah Jawi (cerita tentang kanjeng Ratu Kidul di atas, versi kedua). Hubungan seperti apa yang terjalin di antara keduanya?

Y. Argo Twikromo dalam bukunya berjudul Ratu Kidul menyebutkan bahwa masyarakat adalah sebuah komunitas tradisi yang mementingkan keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan hidup. Karena hidup ini tidak terlepas dari lingkungan alam sekitar, maka memfungsikan dan memaknai lingkungan alam sangat penting dilakukan.

Sebagai sebuah hubungan komunikasi timbal balik dengan lingkungan yang menurut masyarakat Jawa mempunyai kekuatan yang lebih kuat, masih menurut Twikromo, maka penggunaan simbol pun sering diaktualisasikan. Jika dihubungkan dengan makhluk halus, maka Javanisme mengenal penguasa makhluk halus seperti penguasa Gunung Merapi, penguasa Gunung Lawu, Kayangan nDelpin, dan Laut Selatan. Penguasa Laut Selatan inilah yang oleh orang Jawa disebut Kanjeng Ratu Kidul. Keempat penguasa tersebut mengitari Kesultanan Yogyakarta. Dan untuk mencapai keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat, maka raja harus mengadakan komunikasi dengan "makhluk-makhluk halus" tersebut.

Menurut Twikromo, bagi raja Jawa berkomunikasi dengan Ratu Kidul adalah sebagai salah satu kekuatan batin dalam mengelola negara. Sebagai kekuatan datan kasat mata (tak terlihat oleh mata), Kanjeng Ratu Kidul harus dimintai restu dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan keselamatan dan ketenteraman.

Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ini diaktualisasikan dengan baik. Pada kegiatan labuhan misalnya, sebuah upacara tradisional keraton yang dilaksanakan di tepi laut di selatan Yogyakarta, yang diadakan tiap ulang tahun Sri Sultan Hamengkubuwono, menurut perhitungan tahun Saka (tahun Jawa). Upacara ini bertujuan untuk kesejahteraan sultan dan masyarakat Yogyakarta.
Kepercayaan terhadap Kanjeng Ratu Kidul juga diwujudkan lewat tari Bedaya Lambangsari dan Bedaya Semang yang diselenggarakan untuk menghormati serta memperingati Sang Ratu. Bukti lainnya adalah dengan didirikannya sebuah bangunan di Komplek Taman Sari (Istana di Bawah Air), sekitar 1 km sebelah barat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dinamakan Sumur Gumuling. Tempat ini diyakini sebagai tempat pertemuan sultan dengan Ratu Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul.

Penghayatan mitos Kanjeng Ratu Kidul tersebut tidak hanya diyakini dan dilaksanakan oleh pihak keraton saja, tapi juga oleh masyarakat pada umumnya di wilayah kesultanan. Salah satu buktinya adalah adanya kepercayaan bahwa jika orang hilang di Pantai Parangtritis, maka orang tersebut hilang karena "diambil" oleh sang Ratu.

Selain Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, mitos Kanjeng Ratu Kidul juga diyakini oleh saudara mereka, Keraton Surakarta Hadiningrat. Dalam Babad Tanah Jawi memang disebutkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul pernah berjanji kepada Panembahan Senopati, penguasa pertama Kerajaan Mataram, untuk menjaga Kerajaan Mataram, para sultan, keluarga kerajaan, dan masyarakat dari malapetaka. Dan karena kedua keraton (Yogyakarta dan Surakarta) memiliki leluhur yang sama (Kerajaan Mataram), maka seperti halnya Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta juga melaksanakan berbagai bentuk penghayatan mereka kepada Kanjeng Ratu Kidul. Salah satunya adalah pementasan tari yang paling sakral di keraton, Bedoyo Ketawang, yang diselenggarakan setahun sekali pada saat peringatan hari penobatan para raja. Sembilan orang penari yang mengenakan pakaian tradisional pengantin Jawa mengundang Ratu Kidul untuk datang dan menikahi susuhunan, dan kabarnya sang Ratu kemudian secara gaib muncul dalam wujud penari kesepuluh yang nampak berkilauan.
Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ternyata juga meluas sampai ke daerah Jawa Barat. Anda pasti pernah mendengar, bahwa ada sebuah kamar khusus (nomor 308) di lantai atas Samudera Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, yang disajikan khusus untuk Ratu Kidul. Siapapun yang ingin bertemu dengan sang Ratu, bisa masuk ke ruangan ini, tapi harus melalui seorang perantara yang menyajikan persembahan buat sang Ratu. Pengkhususan kamar ini adalah salah satu simbol 'gaib' yang dipakai oleh mantan presiden Soekarno.

Sampai sekarang, di masa yang sangat modern ini, legenda Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan, adalah legenda yang paling spektakuler. Bahkan ketika anda membaca kisah ini, banyak orang dari Indonesia atau negara lain mengakui bahwa mereka telah bertemu ratu peri yang cantik mengenakan pakaian tradisional Jawa. Salah satu orang yang dikabarkan juga pernah menyaksikan secara langsung wujud sang Ratu adalah sang maestro pelukis Indonesia, (almarhum) Affandi. Pengalamannya itu kemudian ia tuangkan dalam sebuah lukisan.






sepenggal kisah sang ratu cleopatra


Cleopatra VII Philopator adalah ratu Mesir kuno, anggota terakhir dinasti Ptolemeus (Januari 69 SM – 12 Agustus 30 SM). Walaupun banyak ratu Mesir lain yang menggunakan namanya, dialah yang dikenal dengan nama Cleopatra, dan semua pendahulunya yang bernama sama hampir dilupakan orang.

Ia adalah penguasa Mesir bersama ayahnya Ptolemeus XII, saudara laki-laki sekaligus suaminya: Ptolemeus XIII dan Ptolemeus XIV, dan akhirnya anaknya Caesarion. Cleopatra berhasil mengatasi kudeta yang dirancang oleh pendukung saudara laki-lakinya dengan bersekutu dengan Julius Caesar dan dilanjutkan Mark Antony. Cleopatra memiliki 1 anak dari Julius Caesar dan 3 anak dari Mark Antony (dua diantaranya adalah kembar).

Cleopatra bunuh diri sewaktu Augustus (Octavianus) naik tahta dan menyerang Mesir, dengan cara memasukkan tangannya sendiri kedalam keranjang penuh ular berbisa ( Asp / sejenis Cobra asal Afrika Utara). Kisah hidupnya sering didramatisasikan dalam berbagai bentuk karya, termasuk "Antony and Cleopatra" dari William Shakespeare dan beberapa film modern.

Masa kecil Cleopatra VII Philopator

Sedikit yang diketahui tentang masa kecil Cleopatra, tetapi Cleopatra berdarah Yunani, bukan keturunan Mesir. Ia dilahirkan pada awal tahun 69 SM, anak ke-3 dari 6 orang dan lahir di kalangan Dinasti Ptolemaik Yunani. Ia mempunyai 2 orang kakak dan seorang adik perempuan serta dua adik laki-laki. Ia dilahirkan dan dibesarkan di Alexandria yang merupakan kota terbesar dan termewah saat itu.

Kerajaan dari ayah Cleopatra tidak aman akibat tekanan dan konflik dari luar dan dalam perebutan kekuasaan, serta konflik dalam seperti pemerintahan sentralisasi dan korupsi politik. Hal ini memimpin pemberontakan dan hilangnya Siprus dan Cyrenaica yang menyebabkan masa kekuasaan Ptolemeus sebagai salah satu yang paling mematikan di dinasti tersebut. Semasa kecil, Cleopatra telah melihat persengketaan dalam keluarganya sendiri. Dikatakan bahwa ayahnya selamat dari 2 usaha pembunuhan ketika seoragn pelayan menemukan ular berbisa yang mematikan di tempat tidurnya dan pelayan yang mencicipi minuman anggur tuannya yang selanjutnya pelayan tersebut meninggal. Kakak perempuan tertuanya, Tryphaena juga mencoba untuk meracuni Cleopatra sehingga ia mulai menggunakan juru cicip. Ketika ia berusia belasan tahun, ia menyaksikan kejatuhan ayahnya sendiri dan ayahnya menjadi boneka Kekaisaran Romawi akibat beban utang yang terlalu tinggi, tetapi masih berharap agar Romawi tidak menaklukan Mesir. Keadaan itu menyebabkan Ptolemeus XII diusir rakyat dari Alexandria yang akhirnya melarikan diri ke Romawi. Pada tahun 58 SM, ibunya, Cleopatra V mengambil alih pemerintahan bersama anaknya, Berenice IV dengan bantuan gubernur Suriah yang dikuasai Romawi, Aulus Gabinius selama setahun hingga ibunya meninggal, lalu Berenice IV memerintah sendiri. Ptolemeus XII menggulingkan anak perempuan tertuanya pada tahun 55 SM dan menghukum mati anaknya, Berenice IV. Kakak perempuan Cleopatra lainnya, Tryphaena mengambil tahta dan tidak lama kemudian ia meninggal yang menyisakan Cleopatra dengan suaminya dan adiknya, Ptolemeus XIII sebagai penerus tahta.

Cleopatra VII Philopator Naik tahta
Ptolemeus XII meninggal pada bulan Maret tahun 51 SM, membuat Cleopatra yang saat itu berusia sekitar 18 tahun dan Ptolemeus XIII yang berusia sekitar 12 tahun sebagai pemimpin gabungan. 3 tahun pertama kekuasaan mereka sulit karena permasalahan ekonomi, kelaparan, banjir sungai Nil dan konflik politik. Walaupun Cleopatra menikahi adiknya, ia menunjukan bahwa ia tidak memiliki keinginan untuk berbagi kekuasaan dengannya.

Cleopatra VII Philopator Diturunkan dari tahta
Pada bulan Agustus tahun 51 SM, relasi mereka rusak. Cleopatra menurunkan nama Ptolemeus dari dokumen resmi dan wajahnya muncul sendiri di uang koin yang berada diluar tradisi Ptolemaik yang menyatakan bahwa pemimpin wanita dibawahkan oleh pemimpin laki-laki. Hal ini menghasilkan kelompok rahasia orang yang tidak termasuk dalam istana, dipimpin oleh eunuch Pothinus, menurunkan Cleopatra dari kekuasaan dan menjadikan Ptolemeus pemimpin pada tahun 48 SM (atau lebih awal, dan terdapat sebuah dekrit pada tahun 51 SM dengan nama Ptolemeus sendiri). Ia mencoba untuk melakukan pemberontakan disekitar Pelusium, tapi ia terpaksa melarikan diri dari Mesir dengan adiknya yang tersisa, Arsinoe.


Cleopatra VII Philopator Kembali naik tahta
Ketika Cleopatra pergi dari Mesir, Pompey melibatkan diri dalam perang saudara Romawi. Pada musim gugur tahun 48 SM, Pompey melarikan diri dari pasukan Julius Caesar ke Alexandria dan mencari suaka. Ptolemeus saat itu berusia 15 tahun dan menunggu kedatangannya. Pada tanggal 28 September 48 SM, Pompey dibunuh oleh salah satu mantan opsirnya yang sekarang bekerja untuk Ptolemaik. Ia dipenggal di depan istri dan anaknya, yang berada di kapal yang baru saja ia turuni. Ptolemeus berpikir bahwa dengan ia telah memerintahkan kematian Pompey untuk menyenangkan Julius Caesar. Hal ini adalah kesalahan Ptolemeus yang besar. Ketika Caesar tiba di Mesir dua hari kemudian, Ptolemeus memberikan kepala Pompey. Caesar yang melihat hal ini sangat marah karena fakta bahwa walaupun ia musuh politik Caesar, Pompey adalah konsul Roma dan duda dari anak Julis Caesar, Julia. Caesar menguasai ibukota Mesir dan menjadikannya wasit dari klaim antara Ptolemeus dan Cleopatra.

Cleopatra VII Philopator mengambil kesempatan ini dan kembali ke istana dan bertemu dengan Caesar. Dipercaya bahwa Caesar terpesona dengan langkahnya, dan Cleopatra menjadi kekasihnya. 9 bulan setelah pertemuan pertama mereka, Cleopatra melahirkan bayi. Pada saat ini, Caesar meninggalkan rencananya untuk menggabungkan Mesir, dan mendukung klaim Cleopatra atas tahta. Setelah perang saudara pendek, Ptolemeus XIII tenggelam di sungai Nil dan Caesar mengembalikan Cleopatra ke tahtanya, dengan adiknya yang lain Ptolemeus XIV sebagai wakil pemimpin baru.

Hubungan Cleopatra VII Philopator dengan Julius Caesar
Walaupun perbedaan umur Cleopatra dan Julius Caesar sebesar 30 tahun, Cleopatra dan Caesar menjadi kekasih selama Caesar berada di Mesir tahun 48 SM sampai 47 SM. Mereka bertemu ketika Cleopatra berusia 21 tahun dan Caesar berusia 50 tahun. Pada tanggal 23 Juni 47 SM, Cleopatra melahirkan Ptolemeus Caesar (disebut "Caesarion" yang berarti "Caesar kecil"). Cleopatra mengklaim Caesar sebagai ayahnya dan berharap untuk menjadikan anak itu sebagai ahli waris, tetapi Caesar menolak dan lebih memilih cucu lelakinya, Octavian. Caesarion dimaksudkan untuk mewarisi Mesir dan Romawi, menyatukan timur dan barat.

Cleopatra dan Caesarion mengunjungi Roma pada tahun 47 SM sampai tahun 41 SM dan hadir ketika Caesar dibunuh pada tanggal 15 Maret 44 SM. Sebelum atau sesudah pembunuhan, ia kembali ke Mesir. Ketika Ptolemeus XIV meninggal karena kesehatannya memburuk, Cleopatra menjadikan Caesarion penerusnya. Untuk menjaganya dan Caesarion, adiknya Arsinoe meninggal.

Hubungan Cleopatra VII Philopator dengan Mark Antony
Pada tahun 42 SM, Mark Antony, salah satu orang yang berkuasa di Roma setelah kematian Caesar, memanggil Cleopatra untuk bertemu dengannya di Tarsus untuk menjawab pertanyaan kesetiaannya. Cleopatra tiba dan memikat Antony yang menyebabkan Anthony menghabiskan musim dingin tahun 41 SM–40 SM dengannya di Alexandria. Pada tanggal 25 Desember 40 SM, ia melahirkan 2 anak, Alexander Helios dan Cleopatra Selene II.

Empat tahun kemudian, tahun 37 SM, Antony mengunjungi Alexandria sekali lagi untuk berperang dengan Parthian. Ia memperbarui hubungannya dengan Cleopatra, dan sejak saat itu Alexandria menjadi rumahnya. Ia menikahi Cleopatra menurut ritus Mesir (surat dikutip di Suetonius mengusulkan ini), walaupun ia sedang berada pada waktu menikahi Octavia Minor. Ia dan Cleopatra memiliki anak yang bernama Ptolemeus Philadelphus.

Dengan donasi Alexandria pada tahun 34 SM, dan juga serangan Anthony atas Armenia, Cleopatra dan Caesarion dimahkohtai sebagai wakil pemimpin Mesir dan Siprus. Alexander Helios menjadi pemimpin Armenia, Media, dan Parthia; Cleopatra Selene II menjadi pemimpin Cyrenaica dan Libya. Ptolemeus Philadelphus menjadi penguasa Phoenicia, Suriah, dan Sisilia. Cleopatra juga mendapat gelar "Ratu atas Raja".

Sikap Anthony dipandang buruk oleh Romawi dan Octavian meyakinkan senat untuk berperang dengan Mesir. Pada tahun 31 SM, pasukan Anthony menghadapi serangan armada Romawi di pantai Actium. Dengan terjadinya pertempuran Actium, Octavian menyerang Mesir. Dengan tanpa pengungsi lain yang melarikan diri, Anthony melakukan aksi bunuh diri dengan menusukan pedangnya pada tanggal 12 Agustus 30 SM.

Kematian Cleopatra VII Philopator
Mark Antony bunuh diri yang menyebabkan Cleopatra juga bunuh diri. Tidak diketahui bagaimana ia meninggal, tetapi menurut legenda, ia mengambil keputusan untuk bunuh diri setelah ia menyadari bahwa ia gagal mencapai tujuannya. Ia meninggal akibat membiarkan dirinya digigit ular berbisa yang diselipkan kedalam bakul berisi buah ara. Dalam detik terakhir kematiannya, ia menyatakan takdirnya sebagai dewi.

Anak Cleopatra, Caesarion mengklaim sebagai pharaoh Mesir, tetapi Octavian menang lebih dulu. Caesarion ditangkap dan dieksekusi, takdirnya dilaporkan dikunci oleh perkataan terkenal Octavian: "Dua Caesar terlalu banyak." Hal ini mengakhiri garis pharaoh Mesir. 3 anak dari Cleopatra dan Antony diampuni dan dibawa kembali ke Roma dan mereka dirawat oleh istri Anthony, Octavia Minor.

Pelayan Cleopatra, Iras and Charmion juga bunuh diri. Anak perempuan Anthony, Octavia diampuni dan juga anaknya, Iullus Antonius. Anaknya yang tertua, Marcus Antonius Antyllus, dibunuh ketika memohon untuk kehidupannya di Caesarium
Cleopatra dalam Sepenggal Sejarah Romawi
Ini adalah intrik seorang ratu penguasa Mesir. Seorang Firaun Mesir terakhir yang menggunakan senjata "kewanitaan" untuk mempertahankan tahta dan pengaruhnya. Ia merupakan ratu cantik mempesona yang bisa mempengaruhi tokoh besar Romawi seperti Julius Caesar dan Mark Anthony.
Romawi merupakan kerajaan dan sumber kekuatan terbesar di “dunia Barat” pada masa itu (510 SM – 476 M). Namun dalam sejarah kejayaan selama 500 tahun, Romawi juga mengalami perang saudara. Di ujung perang saudara yang paling berkecamuk dalam sejarah Romawi, Mesir Kuno dibawah pemerintahan Cleopatra adalah satu kerajaan besar yang ditaklukkan.
Julius Caesar
Saat itu Cleopatra, sedang mempersiapkan pemberontakan melawan suami yang juga adiknya, Ptolemy XIII. Ia menghimpun kekuatan dengan merekrut pasukan bangsa Arab yang besar. Sementara gejolak di Romawi turut mempengaruhi Mesir. Penguasa Romawi, Pompey Yang Agung ditaklukkan Julius Caesar di Yunani dan melarikan diri ke Mesir. Namun, di negeri itu ia segera dibunuh oleh agen-agen Ptolemy XIII. Caesar tiba di Alexandria dan begitu mengetahui musuhnya telah tewas, dia memutuskan untuk mengambil alih kekuasaan di Mesir.
Setahun berlalu, Romawi berupaya mengendalikan kerajaan Mesir yang kaya-raya itu. Ini dimanfaatkan Cleopatra untuk meningkatkan cita-cita politiknya dengan menaklukkan hati Julius Caesar. Si Pemimpin Romawi ini sangat terpikat akan kecantikan Cleopatra dan atas namanya dia bersedia membantu Cleopatra menumbangkan Ptolemy XIII.
Pada 47 SM, Ptolemy XIII dibunuh seusai kekalahan melawan pasukan Romawi di bawah komando Julius Caesar. Cleopatra pun dinobatkan menjadi pemimpin. Julius dan Cleopatra menghabiskan beberapa minggu bersama dan kemudian Caesar berangkat ke Asia kecil di mana dia menyatakan slogannnya Vini, vidi, vici (Aku datang, Aku lihat, Aku menang) seusai meredakan pemberontakan.
Pada Juni 47 SM, Cleopatra melahirkan seorang putra yang diakuinya adalah hasil hubungan dengan Caesar dan diberinama Caesarion (Caesar kecil).
Saat Caesar kembali ke Romawi, Cleopatra dan Caesarion ikut menyertainya. Cleopatra tinggal di sebuah villa miliki Caesar di luar ibu kota. Namun Caesar dibunuh pada Maret 44 SM dan Cleopatra kembali ke Mesir.
Seiring tewasnya Julius Caesar, Romawi kembali mengalami perang saudara yang terpecah pada 43 SM dengan formasi tritunggal pemerintahan yang terdiri dari Octavian keponakan sekaligus pewaris Caesar, Mark Anthony seorang jenderal militer, dan Lepidus seorang negarawan Romawi. Anthony menjabat pemerintahan di sejumlah provinsi bagian timur Kekaisaran Romawi, dan dia memanggil Cleopatra yang dituduhnya telah bersekongkol dengan musuhnya ke Tarsus di Asia kecil.
Mark Anthony
Cleopatra berusaha memikat Antony sebagaimana yang pernah ia lakukan terhadap Caesar dan pada 41 SM. Dia tiba di Tarsus dengan pakaian laksana Venus, dewi cinta Romawi.
Anthony terpikat dengan kemolekan tubuh dan rupa Cleopatra. Antony dan Cleopatra kemudian pergi bersama ke Alexandria. Di sini mereka menghabiskan musim dingin dengan pesta-pora dan percintaan yang panas.
Pada 40 SM, Anthony kembali ke Romawi dan menikahi saudara perempuan Octavian bernama Octavia dalam upayanya untuk menjadi sekutu Octavian.
Sementara itu, kekuasaan tritunggal semakin memburuk. Pada 37 SM, Antony berpisah dengan Octavia dan mengadakan perjalanan ke timur dengan tujuan untuk mengajak Cleopatra bergabung dengannya di Suriah. Pada saat itu Cleopatra telah melahirkan bayi kembar laki-laki dan perempuan. Menurut pelaku propaganda Octavian, mereka lantas menikah yang mana hal ini dilarang oleh peraturan Roma yang melarang warganya menikah dengan bangsa asing.
Kekalahan pasukan militer Anthony melawan Parthia pada 36 SM mengurangi wibawanya. Namun pada 34 SM, dia berhasil mengalahkan Armenia. Untuk merayakan kemenangan ini, dia melakukan prosesi kemenangan di sepanjang jalan-jalan di Alexandria di mana ia dan Cleopatra duduk di singgasana keemasan, dan Caesarion serta anak-anaknya diberi gelar kebangsawanan. Banyak kalangan Romawi menilai (yang dipicu oleh Octavian) bahwa Antony berniat hendak menyerahkan Romawi ke tangan asing.
Runtuhnya Mesir Kuno
Setelah beberapa tahun mengalami ketegangan dan serangan propaganda, Octavian menyatakan perang melawan Cleopatra, dan sudah pasti menyerang Antony pada 31 SM. Musuh-musuh Octavian bergabung dengan pihak Antony.
Pada 2 September 31SM, di Actium, Yunani, kawasan Laut Mediteranian, Armada Pasukan Mark Anthony dibantu Mesir berhadapan dengan Armada laut Romawi dipimpin Agrippa (jenderal kepercayaan Octavian) dan pecahlah pertempuran laut di yang dikenal sebagai "Battle of Actium".
Namun saat Anthony melihat kapal Cleopatara memutar menuju daratan Mesir, kapal komando Anthony pun berbalik mengejar. Merasa ditinggalkan komandannya dalam pertempuran, membuat armada kapal pasukan loyalis Anthony patah semangat. Dengan mudah Armada laut Agrippa menggilas sisa-sisa kapal pasukan Anthony yang masih bertempur. Perang laut ini dimenangkan mutlak oleh Armada Agrippa.
Kekalahan itu membuka jalur pasukan Romawi untuk mendarat di Mesir dan melakukan serangan. Satu persatu kota-kota penting Mesir ditaklukkan sampai setahun berlalu dan ibu kota Mesir pun dikepung. Octavian memaksa Cleopatra dan Anthony untuk menyerah. Sementara Mark Anthony tetap bertempur dengan sisa pasukannya mencoba mempertahankan ibu kota. Membela Cleopatra dan kerajaan Mesir untuk terakhir kali.
Antony dikabari soal kematian Cleopatra, dia menikam dirinya dengan pedangnya sendiri.
Sebelum dia tewas, utusan lainnya menyampaikan bahwa Cleopatra masih hidup. Dengan luka parah, Anthony pergi menuju peristirahatan Cleopatra dan tewas dipelukannya. Ia sempat berpesan agar Cleopatra berdamai dengan Octavian.
Ketika utusan pemerintahan tritunggal Romawi tiba, Cleopatra mencoba merayunya, namun rayuan Cleopatra tak mengena. Merasa kesal, kecewa, dan tak mau berada di bawah kekuasaan Octavian, Cleopatra memutuskan untuk bunuh diri pada 30 Agustus 30 SM. Konon ia sengaja membiarkan seekor ular berbisa Mesir yang merupakan lambang kerajaan mematuknya.
Setelah Cleopatra mangkat, Octavian lantas mengeksekusi putranya Caesarion dan menyerahkan Mesir kepada Kekaisaran Romawi. Ia menyita dan menggunakan harta Cleopatra untuk membayar para veteran perang.
Pada 27 SM, Octavian berubah nama menjadi Augustus yang merupakan kaisar pertama yang paling berhasil dari segala kaisar di Romawi. Dia memerintah Kekaisaran Romawi dengan damai dan aman hingga wafatnya pada 14 SM di usia 75. (Berbagai sumber)
Kisah Cleopatra, Ratu yang Legendaris
Namanya selalu dikenang dalam sejarah. Merupakan ratu Mesir Kuno yang menjadi Firaun terakhir dari dinasti Ptolemy.
Ia punya nama lengkap Cleopatra Selene Philopator. Namun dikenal sebagai Cleopatra VII. Cleoptara lahir pada tahun 69 Sebelum Masehi (SM) di Alexandria, Mesir dan meninggal dunia di usia 39 tahun pada 30 SM.
Cleopatra adalah putri Ptolemy Auletes (Ptolemy XII), salah satu dinasti Ptolemy penguasa Mesir Kuno mantan orang kepercayaan Alexander The Great sang penguasa Macedonia. Ptolemy XII punya empat putri dan dua putra. Namun semuanya meninggal saat masih sangat muda.
Saat Ptolemy XII mangkat tahun 51 SM, kekuasaan diserahkan pada Cleopatra VII dan adiknya Ptolemy XIII (12 tahun). Kedua penguasa Mesir Kuno yang masih belia ini mendapat bimbingan dari penguasa Roma bernama Pompey. Saat itu memang Kerajaan Ptolemaic Mesir bersekutu dengan Roma.
Sesuai tradisi Mesir masa itu, Cleopatra menikah dengan adiknya Ptolemy XIII. Sejak memangku jabatan sebagai penguasa Mesir Kuno, pemerintahannya mulai diguncang berbagai persoalan. Ptolemy XIII tidak sepaham dengan istri sekaligus kakaknya Cleopatra dan mengambil alih kekuasaan tunggal di Mesi
r. Cleopatra dibuang ke daerah Suriah.
Di pengasingan, dalam upaya menduduki kembali tahta kerajaan, Cleopatra bertemu dengan Julius Caesar. Keduanya pun terlibat api asmara. Dengan bantuan pasukan Romawi yang dikirim Julius Caesar, Cleoptara menyerang istana dan menumbangkan kekuasaan Ptolemy XIII.
Kisah cinta Cleopatra dan Julius Caesar berakhir tanpa ada pernikahan. Namun hubungan cinta mereka membuahkan seorang anak bernama Caesarion. Julius Caesar sendiri tewas dalam pembunuhan yang dirancang dewan senat Romawi pada 15 maret 44 SM. Tewasnya Julius Caesar menyebabkan perpecahan dalam kepemimpinan Romawi. Saat itulah Mark Anthony bersekutu dengan Cleopatra yang menguasai Mesir. Keduanya pun menjalin asmara membara hingga Cleopatra melahirkan dua anak kembar Cleopatra Selena dan Alexander Helios. Namun keduanya menikah juga pada tahun 36 SM. Buah pernikahan resmi lahirlah Ptolemy Philadelphus.
Sementara itu kekuasaan Romawi sudah berhasil dikonsolidasi oleh Octavian dan Agrippa. Dewan Senat Romawi kemudian mendeklarasikan perang terhadap Mesir, dan meminta Mark Anthony untuk kembali bertugas ke Romawi. Namun Anthony yang sudah menikahi Cleopatra dan sangat mencintai perempuan itu, menolak panggilan tugas dan berkhianat terhadap Romawi. Ia tetap berpihak pada Mesir dengan seluruh pasukannya. Ia mati bunuh diri dengan pedangnya. Sedih melihat suaminya mati, Cleopatra pun mengambil jalan singkat. Ia mengurung diri di tempat pengasingan dan bunuh diri dengan membiarkan ular berbisa mematuk tubuhnya. Tewasnya Cleopatra, berakhirlah kejayaan kerajaan Mesir Kuno. Mesir kemudian takluk di bawah Romawi dan dijadikan salah satu Provinsi Kekaisaran Roma. Mayat Marks Anthony dan Cleoptara dimakamkan berdampingan di sebuah piramid.
Kecantikan Bagai Dewi
Ratu Cleopatra VII, adalah Firaun Mesir terakhir yang selalu mendapat tempat di hati rakyat Mesir. Bahkan beratus-ratus tahun setelah kematiannya ia tetap dikenang sebagai seorang ratu yang luar biasa. Sesuatu yang menjadi kenangan adalah perpaduan kecantikan, seks, dan kharismanya.
Cleopatra berasal dari bahasa Yunani Kuno yang artinya "keagungan ayah" dan nama lengkap Cleopatra VII – Cleopatra The Philapator mengandung makna "sang Dewi Keagungan Ayah, atau putri kecintaan ayah". Begitulah sang ayah, Ptolemy XI memberinya nama.
Pemberian nama Cleopatra oleh sang ayah bukan tanpa sebab. Mungkin karena Ptolemy XI melihat pancaran kecantikan putrinya itu. Cleopatra memang dikenal sebagai seorang wanita yang berparas cantik dan bertubuh molek. Sejak kecil ia sudah memancarkan gairah kewanitaan yang mengundang hasrat.
Ada beberapa sumber literatur yang menyebut bahwa Cleopatra bukan wanita berdarah Mesir asli. Ia diduga wanita turunan campuran Macedonia, Yunani, dan Suriah. Karena itu ia mewarisi seluruh kecantikan indo Timur Tengah, Asia dan Eropa.
Saat pertama kali menduduki tahta kerajaan Mesir di usia 18 tahun, dalam banyak literatur, ia digambarkan sebagai gadis belia yang sangat menggairahkan. Tinggi semampai dengan lekuk tubuh menawan, buah dada yang ranum menggoda, kaki jenjang, pinggul padat berisi, wajah bulat telur, rambut hitam mengkilat, dan kulit halus putih berkilau.
Wajahnya memancarkan gairah dan vitalitas, dengan alis sedikit tebal, mata hitam bersinar, bibir seksi dengan sedikit lekukan menawan di bawah hidung, tampak selalu tersenyum, namun menyimpan misteri "liar" yang menggoda.
Kecantikan wajah dan tubuh Cleopatra setidaknya sangat berpengaruh terhadap kepemimpinan dan politik yang dilakukannya. Dengan semua "senjata kewanitaan" itu semasa hidupnya ia berhasil mempertahankan tahta dan kejayaan Mesir dari tekanan imperium besar seperti Romawi. Walau akhirnya Mesir runtuh juga di akhir hayatnya.
Berdasarkan literatur yang lain, Cleopatra disebutkan, sangat menyukai kehidupan glamor, pesta-pesta dan kehidupan romantis. Ia memang perayu dan penggoda ulung yang membuat setiap lelaki yang pernah dekat, tidur dan bercinta dengannya akan "takluk" pada keanggunannya.
Namun, walaupun begitu, dalam urusan politik pemerintahan, ia dikenal sebagai wanita yang keras, tegas, dan ambisius. Karisma yang terpancar dari dalam dirinya membuat ia mampu memerintah mesir selama dua puluh tahun lebih dengan berbagai perkembangan yang mengagumkan.