Minggu, 08 April 2012

cerpen di balik kisah seribu bangau kertas


DI BALIK KISAH SERIBU BANGAU KERTAS
Di suatu pagi, di  sekolah SMA Tunas Bangsa Arini salah satu murid kelas 2 berdiri termenung di luar ruang BK dengan lemasnya. Dari dalam ruangan terdengar suara seorang pria sedang berbincang bincang dengan salah seorang guru pembimbing BK .
“Sekolah macam apa ini? Anak saya ini sekolah di SMA, masa disuruh membuat bangau kertas sebagai PRnya memang anak saya ini masih sekolah TK apa?, malah saya tanya ia  akan membuat seribu bangau kertas dalam dalam waktu tiga hari saja,apa ini tidak gila? Dia sampai sampai tidak mau makan dan tidur hanya gara-gara ingin menyelesaikan PRnya ,”kata pria itu.
Bu Nining,guru BP itu hanya bisa diam,sepertinya takut pada pria yang sedang dihadapinya. “Sabar pak Mario (ayah Arini),saya akan bertanya terlebih dahulu pada guru yang memberinya tugas tersebut. Apakah benar dia memberikan  tugas berat seperti itu pada muridnya.Bila benar, saya selaku pembimbing BK  akan memberinya tindakan tegas.
“Sebaiknya memang begitu. Saya tidak habis pikir guru macam apa yang tega memberikan PR seberat dan sekoyol itu pada muridnya,”kata pria itu dengan muka seram .
Setelah bercakap cakap sebentar akhirnya pria itu mohon diri. Arini sempat bertatapan muka dengan ayahnya itu sesaat sebelum masuk ke dalam ruangan. Ia hanya melihatnya sekilas walaupun Arini mencoba tersenyum dengan lebar ,tetapi tetap saja tidak bisa. Arogan sekali ayah pada ku?, bisiknya didalam hati.
“Apa yang telah kau lakukan Arini?”tanya Bu Nining gusar pada Arini.
Arini menggeleng. “Saya tidak melakukan apa apa, Bu. Saya hanya iseng saja melakukan ini semua , kata Arini. tapi mengapa ayah kamu bilang kalau kamu setiap malam selalu membuat bangau kertas?
Itu karena pada saat saya masih dukuk di bangku TK  ada salah satu guru bercerita tentang sebuah legenda dari negeri Jepang ,bahwa sebuah permintaan akan terkabul dengan membuat seribu bangau kertas,”begitu jawabnya. Mungkin bagi kebanyakan orang legenda tentang bangau kertas itu hanya mitos belaka, tapi bagi saya itu adalah mitos yang nyata. Jadi,  jika saya ingin permintaan saya dikabulkan maka saya harus membuat bangau kertas sebanyak seribu buah. Bu Nining pun terdiam sejenak, lalu kemudian Arini pun di suruhnya kembali ke kelasnya.
 Keesokan harinya Bu Nining kembali mengundang Pak Mario selaku ayah dari Arini untuk menyelesaikan hal itu. Setelah berbicara kesana kemari ayah Arini pun mengerti apa yang menjadi masalah putrinya tersebut, maka ia mengajak Bu Nining menuju ke sebuah pemakaman umum dengan menaiki mobilnya.
Ini makam ibunya Arini,”kata Pak Mario sambil menunjuk sebuah nisan.
Bu Nining ternganga. Jadi Arini sudah tidak mempunyai mama!
Ibu Arini meninggal waktu dia melahirkan Arini .Kondisinya lemah saat hamil,tapi istri saya nekat untuk hamil karena ingin  memberikan anak untuk saya,lalu terjadilah lah yang tak disangka sangka .
Sejak saat itu saya bersumpah tidak akan membiarkan seorangpun untuk menyentuh dan bahkan  menyakiti Arini sedikitpun . Bagi saya Arini adalah jiwa,raga dan segalanya untuk saya  .Dan sampai saat ini Arini tidak mau berhenti membuat bangau kertas itu sebelum jumlahnya mencapai seribu buah.Bisa banyangkan bagaimana perasaan saya Bu, sebagai orang tua tunggalnya?”katanya memelas sambil meneteskan air mata kesedihan.
Mata Bu Nining berkaca kaca mendengar cerita Pak Mario. Tolong bantu saya Bu!”
Mungkin sebagai guru BPnya ibu bisa memberi pengertian kepada anak saya. Baiklah pak saya akan berusaha sekeras mungkin untuk membantu masalah anda,”kata Bu Nining.
Keesokan harinya Arini di panggil oleh Bu Nining di Ruang BP.
Assalammualaikum Bu, sapa Arini,” dengan wajah muramnya.
Waalaikumsalam, mari masuk sini. Ibu ingin bicara berdua saja  denganmu,” kata Bu Nining.
Ada apa Bu, “tanya Arini penasaran. Sini Rin ibu bilangi ya,sebaiknya kamu jangan seperti ini,sebaiknya kamu ini bangkit dari keterpurukan, supaya ibu kamupun disurga nanti bisa tersenyum melihatmu dan kamu sendiri bisa tambah berprestasi, “kata Bu Nining menasehatinya.
Tapi bu, saya itu hampir setiap malam merasa kesepian dan merasa sendiri . Saya rindu sekali sama mama saya,”kata Arini sambil menangis.
Ya, kan kamu bisa mendoakannya setiap malam,atau kamu juga bisa mengunjungi makam mama mu, jika kamu sedang sedih, “kata Bu Nining, menjelaskannya.
Baiklah bu, saran Bu Nining akan saya coba,”kata Arini.
Nah itu lebih baik,” Bu Nining tersenyum dengan lebarnya.
Senja yang indah ditemani sinar matahari yang temaran ,rasa kalbu membawa kehangatan pikiran Arini pun melayang, disini di danau ini Arini sedang duduk termenung  merenungkan perkataan dari Bu Nining tadi pagi , sampai ia pun meneteskan air mata kesedihan.
Selama ber-hari hari Arini memikirkan permasalahan yang sama hingga ia lupa akan segalanya, setelah seminggu berlalu, Arini pun mulai memberanikan diri untuk bertemu Bu Nining di ruang BP.
Assalammualaikum Bu, sapa Arini,” dengan wajah gembira dan penuh semangat.
Waalaikumsalam, mari masuk sini. Ada apa ini Kok tumben kamu kesini  ,” kata Bu Nining.
Iya Bu, saya kesini untuk membahas tentang nasehat Bu Nining seminggu yang lalu.
Oh tentang itu, bagaimana Rin keputusannya…..??,”tanya Bu Nining,penasaran.
Sudah Bu, saya sudah memikirkannya dengan masak-masak Bu. Keputusan, saya akan mencoba bangkit lagi dan menata hidup saya dengan harapan yang lebih baik lagi, Bu.
Wah, itu memang keputusan yang paling tepat Rin, di dalam hatinya Bu Nining merasa senang.
Seminggu setelah itu Bu Nining berpapasan dengan Arini, Bu Nining memperhatikan sikap Arini  sudah banyak mengalami perkembangan. Ia tidak merasakan sikap Arini yang murung dan pendiam  seperti dulu-dulu lagi.Dan didalam hatinya,Bu Nining mengucap syukur.
Sorenya Arini dan ayahnya  mengunjung kediaman Bu Nining,
Tok…tok….tok….Assalammualaikum Bu,.
Waalaikumsalam,siapa ya (Bu Nining sambil membukakan Pintu),Oh kamu Arini,sama siapa kesini…..?”Bu Nining bertanya.
Saya bersama ayah saya bu, jawab Arini. (ayah Arini pun Muncul)
Mari masuk…..!!!
Ada keperluan apa ya Bapak dan Arini Kesini…?’tanya Bu Nining.
Saya dan ayah saya kesini untuk mengucapkan terima kasih kepada Bu Nining, karena Bu Nining telah membantu saya untuk keluar dari keterpurukan yang selama ini menghantui saya,”jawab Arini, dengan  hati yang riang.
Iya.sama-sama, saya juga senang karena bisa membantu anak didik saya keluar dari permasalahan.
Ya sudah bu, saya pulang dulu Assalammualaikum .
Waalaikumsalam
Dan ada satu kalimat yang di ucapkan Bu Nining kepadanya, agar ia tetap semangat untuk menjalani hidup yang berat ini   “bahwa dalam hidup kita tidak akan sendiri, selagi kita bisa mencari teman yang sejati”,itulah kata kata Bu Nining yang selalu diingatnya sampai saat ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar